-->

Historis Pendidikan Indonesia

A.    PENDIDIKAN PADA ZAMAN PURBA
HINGGA ZAMAN PEMERINTAHAN KOLONIAL BELANDA
           
            Dalam pembahasan ini mengkaji sejarah pendidikan Indonesia pada zaman purba hingga zaman pemerinthan colonial belanda.Kajian sejarah pendidikan ini meliputi dua hal pokok, yaitu latar belakang social budaya dan implikasinya terhadap pendidikan. Pembahasan pada bab ini juga akan mengkaji kondisi pendidikan diindonesia pada zaman purba,zaman kerjaan Hindu/Budha, zaman kerajaan Islam, zaman pengaruh portugis dan spsnyol, dan pada zaman pemerintahan colonial belanda yang turut mewarnai perkembangan pendidikan di Indonesia pada zaman berikutnya hingga dewasa ini.

1.      Zaman Purba
Latar  Belakang Social Budaya. Kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat nenek moyang bangs Indonesia pada zaman purba di sebut kebudayaan paleolitik. Aadapun kebudayaan pada kurang lebih 1500 SM yang lalu di sebut kebudayaan neolitik.
Kepercayaan yang di anut masyarakat antara lain animism dan dinamisme. Mereka tidak memiliki stratifikasi social yang tegas, karna itu tata masyarakatnya berssifat egaliter ( tiadak mengenal stratifikasi yang tegas ). Adapun karakteristik lainya yakni bahwa mereka hidup bergotong royong.
Pendidikan. Tujuan pendidikan pada zaman ini adalah agar generasi mudah dapat mencari nafkah, membela diri, hidup bermasyarakat,dan taat terhadap nilai – nilai religi ( kepercayaan ) yang mereka yakini, Kurikulum pendidikanya meliputi pengetahuan, sikap dan nilai mengenai kepercayaan melalui upacara – upacara keagamaan dalam rangka menyembah nenek moyang, pendidikan keterampilam mencari nafkah ( khususnya bagi anak lelaki) , dan hidup bermasyarakat serta bergotong royong melalui kehidupan ril dalam masyarakatnya. Pendidiknya terutama adalah orang tua ( ayah dan ibu ), dan secara tidak langsung adalah para orang dewasa dalam masyarakatnya. Sekalipun ada yang belajar kepada empu ( kepada panda besi atau kepada dukun ) tetapi jumlahnya sangat terbatas terutama anak – anak mereka sendiri.

2.      Zaman kerajaan Hindu Budha
Latar Belakang Sosial Budaya.Nenek  moyang kita  pada zaman ini umumnya tinggal di daerah subur dekat pesisir pantai. Mereka melakukan hubungan perdagangan dengan orang-orang dari india yang singgah dalam perjalanannya. Hubungan dagang semakin lama  semakin meningkat. Seiring dengan itu ke dalam masyarakat kita masuklah kebudayaan yang di bawa  oleh orang – orang india. Antara lain berupa bahasa, tulisan, agama, termasuk juga sisitem pemerintahan yang berlaku di india.
Masuknya pengaruh tersebut di atas menimbulkan perubahan keadaan social budaya masyarakat setempat. Maka timbullah dua golongan manusia yaitu: golongan yang di jamin dan golongan yang menjamin. Raja dan para pegawainya berstatus sebagai yang di jamin, sedangkan rakyat jelata berstatus sebagai yangmenjamin, dan berkembanglah feodalisme. Sebagaimana di india, terdapat stratifikasi social berdasarkan kasta, yakni :kasta brahmana, ksatria, waisa, syudra, dan paria. Sekalipun stratifikasi social semacam itu tidak berlaku secara menyeluruh dan tegas di dalam masyarakat.Menurut para ahli, paling lambat padaabad ke 5 M telah di mulailah zaman sejarah di negeri kita. Hal ini di tandai dengan di temukannya tulisan tertua atau tulisan huruf palawa, bahasa sansekerta oleh para ilmuwan sejarah di dekat bogor dan kutai.
Pendidikan.Pendidikan pada zaman ini, selain di selenggarakan di dalam keluarga dan di dalam kehidupan keseharian masyarakat, jugadi selenggarakan di daam lembaga  pendidikan yang di sebut perguruan ( paguron ) atau pesantren. Terdapat tingkatan guru: pertama, guru ( perguruan ) keratin, di sini yang menjadi murid – muridnya adalah para anak raja  dan bangsawan ; kedua adalah guru ( perguruan ) pertapa, disini yang menjadi murid –muridnya berasal dari kalangan rakyat jelata. Namun demikian para guru petapa juga basanya selektif dalam menerima seseorang untuk menjadi muridnya. Ini antara lain merupakan implikasi darifeodalisme yang berkembang saat itu. Pendidikan bersifat aristokratis, artinya masih terbatas hanya untuk minoritas yaitu anak – anak kasta waisa dan syudra.Apalagi bagi anak-anak dari kasta paria. Pada jaman ini pengelolaan pendidikan bersifat otonom, artinya para pemimpin pemerintahan atau ( para raja ) tidak turut campur mengenai pengelolaan pendidikan, pengelolaan pendidikan bersifat otonom di tangan para guru atau pandita.
Tujuan pendidikan pada umumnya adalah agar para peserta pendidik menjadi penganut agama yang taat, mampu hidup bernmasyarakat sesuai dengan tatanan masyarakat yang berlaku saat itu, mmpu membela diri dan Negara. Kurikulum pendidikannya meliputi agama, bahasa sansekerta termasuk membaca dan menulis ( huruf palawa ) kesusastraan, keterampilan memahat atau membuatcandi, dan bela diri ( ilmu berperang ).
Pada jaman berkembangnya agama budha yang berpusat di kerajaan sriwijaya ( di Palembang ) telah terdapat “perguruan tinggi budha “. Selain dari dalam negeri sendiri, murid – muridnya juga berasal dari tiongkok, jepang, dan indocina.Darmapala sangat di kenal sebagai maha guru budha.

3.      Zaman Kerajaan Islam
Latar Belakang Sosial Budaya.Indonesia sebagai wilayah nusantara memilikiletak yang strategis dalam rangka pelayaran dan perdagangan.  Eerdatangan pula saudagar beragama islam melalui mereka para raja dan masyarakat pesisir memeluk agama islam. Pada pertengahan abad ke – 14 kota Bandar malaka ramai di kunjungi para saudagar dari asia barart dan jawa ( majapahit ).Melalui para saudagar inilah maka tersebarlah islam kepulau jawa para penyebar islam ini di kenal dengan wali songo. Akhirnya berdirilah kerajaan – kerajaan islam.
Sesuai ajaran islam masyarakat tidak membedakan manusia berdasarkan keturunan atau kasta.
Pendidikan. Tujuan pendidikan pada zaman kerajaan islam di arahkan agar manusia bertakwa kepada Allah swt. Sehingga mencapai keselamatan di dunia dan akhirat melalui “ iman, ilmu dan amal “. Selain berlangsung dalam keluarga pendidikan berlangsung di lembaga pendidikan lainya seperti : Langgar –langgar , masjid, dan pesantren. Lembaga ini sudah ada sejak zaman hindu budha di lanjutkan oleh para wali, ustadz, dan atau ulama islam. Pendidikan berisi tauhid ( pendidikan keimanan terhadap Allah swt ). Al-qur’an, hadits, fiqih, Bahasa arab termasuk membaca dan menulis huruf arab.
Pendidikan pada zaman kerajaan islam bersifat demokratis pada zaman ini pendidikan ini di kelola oleh para ulama ustadz atau guru.
 Metode atau cara – cara pendidikan di lakukan dengan metode yang bervariasi tergantung sifat materi pendidikan, tujuan, dan peserta didiknya. Contoh metode yang sering di gunakan adalah : ceramah atau tabligh ( ketonan ) ; mengaji al – quran dan sorogan ( cara – cara belajar individual ). Cara belajar dilakukan pula melalui nadoman atau lantunan lagu, cerita- cerita yang telah di gunakan pada pandita hindu budha yang isinya dig anti dengan ajaran yang islami termasuk pesantren atau pondok asrama.

4.      Zaman pengaruh Portugis dan spanyol

Latar Belakang Sosial Budaya. Pada awal ke-16 datanglah bangsa portugis ke negeri kita kemudian di susul bangsa spanyol.SElain untuk berdagang kwdatangan mereka juga disertai oleh misionaris yang bertugasmenyebarkan agama khatolik pada akhir abad ke 16 meeka meninggalkan egeri ini kareni sering mendapatkan pemberontakan terutama dari Sultan Ternate karena perdagangan rempah-rempah sudah tidak menguntuknkan lagi, dan karena kalah dalam peperangan melawan Belanda.
            Pendidikan.Pengaruh bangasa Portugis dalam bidanf pendidikan utamanya berkenaan dengan penyebaran agama khatolik demi kepentingan tersebut,tahun 1536 mereka mendirikan sekolah (seminari) di Ternate selain itu didirikan pula di Solo. Kurikulum pendidikannya berisi pendidikan agama khatolik,ditambah pelajarn membaca,menulis dan berhitung pendidikan di berikan pada anak-anak masyarakat terkemuka.Pendidikan yang lebih tinggi di sediakan di Goa, pada kekuasaan Portugis di Asia pemuda-pemuda yang berbakatdi kirim kesana untuk di didik, pada tahun 1596 di Ambon telah ada 7 kampung yang penduduknya Agama Nasrani Khatolik.

5.      Zaman Pemerintah Kolonal Belanda

Latar belakang sosial budaya.Pada 1596 bangsa Belanda dating ke negeri kita. Tujuan kedatangan mereka adalah untuk berdagang.Pada tahun 1602 mereka mendirikan VOC.Kekuasaan VOC akhirnya di serahkan kepada pemerintah negeri Belanda,karean itu sejak tahun 1800 sampai 1942 negeri kita menjadi jajahan pemerintah colonial Belanda.
            Karakteristik social budaya pada jzaman ini : berlangsungnya, dalam bidang ekonomi berlangsung monpoli perdagangan hasil petanian yang dibutuhkan dan laku di pasar dunia,terdapar sertifikasi social berasarkan rasa atau suku bangsa dengan urutan dari lapisan tertinggi sampai terendah yaitu : Bangsa Belanda, golongan orang timur asing,golongan priyai/bangasawan pribumi,dan golongan rakyat jelata.
            Pada awal 20 muncul tekanan serta kecaman kaum humanis dan kaum social democrat di Belanda atas kekeliruan politik penjajah pemerintah colonial Belanda.Keadaan ini akhirnya memaksa pemerintah colonial belanda untuk melaksanakan politik etis (1901).
            Dengan semakin sadarnya bangsa Indonesia akan makna nasionalisme dan Kemerdekaan,maka apada awal abad ke 20 ( sejak kebangkitan nasional 1908) lahir lah berbagai pergerakan.
                                    Pendidikan. Implikasi dari kondisi politik,ekonomi , dan social budaya di Indonesia,pada zaman ini, secara umum dapat di bedakan 2 garis penyelenggaraan pendidikan yaitu : Pertama, pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah colonial Belanda,kedua, pendidikan yang di selenggarakan oleh rakyat dan kaum pergerakan kebangsaan (Pergerakan Nasional) sebagai saran perjuangan demi merebut kembali kemerdekaan, dan sebagi upaya rintisan kearah pendidikan nasional.
                       a.Pendidikan zaman VOC
                                    VOC menyelenggarakan sekolah dengan tujuan dengan misi keagamaan (protestan) bukan untuk misi intelektualitas.Adapun tujuan lainnya adalah untuk mengahsilkan pegawai administrasi, rendaha di pemerintahan dan gereja.Sekolah-sekolah terutama didirikan di Daerah-daerah yang penduduknya memeluk khatolik yang telah di sebarkan oleh bangsa potugis. Sekolah petama didirikan VOC di Ambon pada tahun 1607 sampai dengan tahun 1627 di Ambon telah berdiri 16 sekolah sedangkan di pulau-pulau lainnya sekitar 18 sekolah.
                                    Kurikulum pendidikannya berisi pendidikan Agama protestan,membaca dan menulis selama kira-kira 200 tahun berkuasa di negeri kita, pendidikan yang dilaksanakan VOC benar-benar sangat sedikit sekali.Sampai tahun 1779 jumlah murid pada sekolah VOC adalah sebagai berikut : Batavia 939, pantai utara jawa tinggal 27 orang, Makassar 50 orang, timur 593 orang,Sumatera Barat 37 orang, Cirebon 6 orang,Banten 5 orang,Maluku 1057 orang, dan Ambon 3966.
                       b.Pendidikan zaman Pemerintahan Kolonial Belanda
                                    sebagai kelanjutan dari zaman VOC, pendidikan pada zaman pemerintahan colonial Belanda pun mengecewakan bangsa Indonesia.Kebijakan dan praktek pendidikan pada zaman ini antara lain :
                       1.Tahun 1808  gubernur jendral Deandles memerintahkan agar para bupati di menyebarkan pendidikan bagi para kalangan rakyat, tetepi kebijakan ini tidak terwujud.
                       2.Tahun 1811 sampai 1816 ketika pemerintahan dibawah kekuasaan Rafles pendidikan untuk rakyat juga di abaikan.
                       3.1816 komisaris jendral C.G.C Raindwardt mengahsilkan undang-undang pengajaran yang di anggap sebagai dasar pendidikan sekolah, tetapiperaturan pemerintah yang menyertainya  di keluarkan tahun 1818 tidak sedikitpun menyangkut perluasan pendidikan bagi rakyat Indonesia, melainkan hanya berkenaan dengan pendidikan bagi orang – orang belanda dan golongan pribumi penganut protestan.
                       4. selanjutnya, di bawah gubernur jenderal Van den Bosch di keluarkan kebijakan kulturstelsel ( tanam paksa) demi memperoleh keuntungan sebanyak – banyaknya bagi belanda. Maka tahun 1848 gubernur jenderal di beri kuasa untuk menggunakan dana anggaran belanja Negara sebesar 25.000 tiaptahunnya untuk mendirikan sekolah – sekolah di pulau jawa dengan tujuan menghasilkan tenaga kerja murah untuk pegawai rendahan. Pada tahun 1849-1852 didirikan 20 sekolah ( di setiap kresidenan ). Namunsekolah ini hanya di peruntukan bagi anak – anak pribumi golongan priyayi atau bangsawan, sedangkan anak – anak rakyat jelata tidak di perkenankan.
                       5. pada tahun 1863 dan 1864 keluar kebijakan bahwa penduduk pribumipun boleh di terima bekerja untuk pegawai rendahan dan pegawai menengah di kantor – kantor dengan syarat lulus ujian.
                       6. tahun 1867 didirikan departemen pengajaran ibadah dan kerajinan.
                       7. tahun 1870 UU agraris dari D. waal yang memberikan kesempatan kepada pihak partikelir untuk melaksanakan usaha di bidang pertanian mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan pegawai, dan hal ini berimplikasi pada perluasan sekolah.
                       8. tahun 1893 keluar kebijakan diferensiasi sekolah untuk bumi putra, yaitu sekolah kelas satu untuk golongan priyayi, sedangkan sekolah kelas dua untuk golongan rakyat jelata.
                       9. setelah di laksanakannya politik etis, pada tahun 1967 gubernur jenderalVan Heutsz mengeluarkan kebijakan tentang pendidikan bumi putera, pertama mendirikan sekolah desa yang di selenggarakan oleh desa, bukan oleh gubernemn. Kedua, member corak sifat kebelandaan pada sekolah kelas satu maka tahun 1914 sekolah kelas satu di ubah menjadi HIS (Holands Inlandse School ) 6 tahun dengan bahasa pengantar bahasa belanda. Akibat dar hal ini maka anak – anak pribumi mengalami perpecahan golongan yang satu merasa lebih tinggi dari yang lainnya.
                       10. pada tahun 1930-an usaha perluasan pendidikan bagibumiputra mengalami hambatan. Surat menteri colonial belanda coligen kepada gubernurjenderal De Jone pada 10 oktober 1930 di nyatakan bahwa perlusan sekolah negeri jajahan terutama untuk kaum bumi putera akan sulit karena kekurangan dana.
                      
                       Sampai akhir tahun 1940 dari jumlah penduduk bangsa Indonesia 68. 632. 000, yang bersekolah hanya 3,32 %.
                       Cirri-ciri pendidikan. Cirri-ciri pendidikan pada zaman ini antara lain :pertama, minimnya partisipasi pendidikan bagi kalangan bumi putra,pendidikan umumnya hanya di peruntukan bagi bangsa belanda dan anak –anak bumi putra dari golongan priyayi, kedua, pendidikan bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja moral atau pegawai rendahan. Tilaar (1995) mengemukakan lima cirri pendidikan zaman colonial belanda, yaitu : 1) adanya dualism pendidikan, yaitu pendidikan untuk bangsa belanda yang di bedakan dengan pendidikan untuk kalangan bumi putra, 2) sistem concordansi yaitu pendidikan di daerah jajahan di arahkan dan di polakan menurut pendidikan di belanda. 3) sentralisasi pengelolaan pendidikan oleh pemerintahan colonial belanda, 4) menghambat gerakan nasional, 5) munculnya perguruan swasta yang militant demi perjuagan nasioal ( kemerdekaan)

B.     PENDIDIKAN YANG DI SELENGGARAKAN KAUM PERGERAKAN KEBANGSAAN ( PERGERAKAN NASIONAL ) DAN PENDIDIKAN ZAMAN PENDUDUKAN MILITERISME JEPANG


            Pada pembahasan ini akan mengkaji sejarah pendidikan Indonesia pada jaman pemerintahan colonial belanda yang di selenggarakan kaum pergerkan kebangsaan, serta pendidikan pada zaman pendudukan militerisme jepang. Kajian ini meliputi latar belakang social budaya dan implikasinya bagipendidikan.

1.      Pendidikan Oleh Kaum Pergerakan Kebangsaan ( Pergerakan  Nasional ) sebagai Sarana Perjuangan Kemerdekaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Nasional

      Latar Belakang Sosial Budaya Munculnya Pergerakan Nasional.Seperti telah di jelaskan pada pembahasan terdahulu bahwa kebijakan pemerintah colonial belanda dalam bidang politi,ekonomi, dan pendidikan sangat merugikan bangsa Indonesia. Pemerasan yang dilakukan belanda terhadap bangsa dan kekayaan Indonesia telah menimbulkan penderitaan/kemiskinan. Stratifikasi social,sistem dualism dan konkordasi dalam bidang pendidikan telah menimbulkan rendahnya kesempatan pendidikan yang di berikan kepada bangsa Indonesia, juga menimbulkan perpecahan dan kebodohan. Pendidikan colonial belanda tidak memungkinkan bangsa Indonesia untuk menjadi cerdas,bebas,bersatu dan merdeka.
     
      Bagi bangsa Indonesia berbagai kondisi yang sangat merugikan akibat kebijakan dann praktek- praktek penjajahan terssebut diatas telah menimbulkan rasa senasib sepenanggungan sebagai bangsa yang di jajah sehingga muncul rasa kebangsaan/nasionalisme. Mataram dsb,juga memperkuat rasa harga diri sebagai bangsa yang berdaulat dan merdeka. Bahasa melayu yang merupakan bahasa kesatuan makin menyadarkan bahwa bangsa Indonesia adalah satu bangsa. Selain itu,karna mayritas bangsa Indonesia memeluk agama islam, maka timbul persepsi bahwa belanda adalah kafir.

      Sejak kebangkitan nasional (1908 ) sifat perjuangan rakyat Indonesia dilakukan melalui berbagai partai dan organisasi,baik melalui jalur politik praktis, jalur ekonomi,maupun social budaya, dan khususnya melalui jalur pendidikan.

      Usaha – usaha kaum pergerakan melalui jlur pendidikan demi kemerdekaan dan rintisan kearah pendidikan nasinal tampak jelas. Hampir setiap organisasi pergerakan nasional mencantumkan dan melaksanakan pendidikan dalm anggaran dasar dan/atau dalm program kerjanya.

      Pendidikan.I. Djumuhur dan Danasuparta ( 1976 ) mengemukakan bahwa setelah tahun 1900 usaha – usaha partikelir di bidang penddikan berlangsung dengan sangat giatnya. Dewasa ini lahirlah sekolah – sekolah partikelir ( perguruan nasional ) yang di selenggarakan para perintis kemedekaan. Sekolah – sekolah itu mula – mula bercorak dua:

1.      Sekolah – sekolah yang sesuai haluan politik, seperti yang di selenggarakan oleh: Ki Hajar Dewantara ( Taman siswa ),Dr.Douwes Dekker atau Dr. Setyabudhi ( Ksatrian Institut ), Moch. Sjafei ( INS Kayutanam ) dsb.
2.      Sekolah- sekolah yang sesuai tuntutan agama ( islam ), seperti yang di selenggarakan oleh: Muhammadiyah, nahdatul ulama, Sumatera Tawalib padang panjang, dll

Selain itu, Sebelumnya telah di selenggarakan pula endidikan oleh tokoh – tokoh Wanita seperti R.A Kartini ( di  jepara ) Rd. Dewi Sartika ( di bandung ) Dan Rohana Kudus ( di Sumatera ).

a.      R.A kartini ,Rd. Dewi Sartika , Dan Rohana Kuddus

Sekalipun tinggal daerah yang berjauhan, R.A Kartini, Rd. Dewi Sartika, Dan Rohana kuddus menghadapi Masalah Yang relative sama. Sebab itu, baik R.A kartini , Rd. Dewi Sartika,dan Rohana kudus memiliki cita- cita yang relative sama pula. Mereka masing – masing berupaya memperjuangkan emansipasi kaum wanita demi perbaikan kedudukan dan derajat kaum wanitauntuk mengejar kemajuan melalui upay pendidikan. Upaya upaya pendidikan yang di lakukan mereka adalah :



1.      R.A KARTINI ( 1879 – 1904 )
           Pada tahun 1903 ia membuka “ Sekolah Gadis” di jepara, dan setelah menikah ia membu           kanya lagi di Rembang. Karena usianya yang relative pendek usaha kartini di bidang pendidikan tidak terlalu banyak,namun ia telah banyak memberikan petunjuk jalan, melakukan rintisan pendidikan kaum wanita. Cita – citanya memberikan gambaran perjuangan dan cita – cita kaum wanita Indonesia.
                       
2.      Rd. Dewi Sartika ( 1884 – 1947 )

    Pada tahun 1904 ia mendirikan “sakola istri “ ( sekolah istri ). Murid pertamanya berjumlah 20 orang,makin lama muridmnya bertambah. Pada tahun 1909 sekolah ini melepas lulusanya yang pertama dengan mendapat ijazah.Pada tahun 1912 di 9 kabupaten seluruh pasundan telah di jumpai sekolah semacam sekolah istri dewi sartika.

3.      Rohanna Kuddus (1884-1969)
   
    Rohanna Kuddus di kenal sebagai wanita islami yang taat pada Agamanya,dan sebagimana kedua tokoh diatas dia sangat giat sekali mempelopori emansepasi wanita.Selain sebagai pendidik, Ia pun wartawan wanita pertama di Indonesia.

b.      Budi Utomo
           Pada tahun 1908 Budi Utomo dalam kongresnya yang pertama (3-4 oktober 1908) menugaskan bahwa tujuan perkumpulan itu adalah untuk kemajuan yang selaras untuk negeri dan bangsa Indonesia, terutama dengan memajukan pengajaran, pertanian,perternakan,perdagangan,teknik industry, dan kebudayaan.
c.       Muhammadiyah

     Pada tanggal 18 november 1912 K.H.Ahmad Dahlan mendirikan organisasi perkumpulan Muhammadiya di Yogyakarta. Muhammadiyah dengan berbagai sekolahnya didirikan dalam rangka memberikan pendidikan bagi bangsa Indonesia sesuai dengan kebutuhan bangsa Indonesia sendiri.
    
     Dasar atau asas dan tujuan pendidikan.Pendidikan Muhammadiyah berasaskan islam dan berpedoman kepada al-qur’an dan hadist.Tujuan pendidikan Muhammadiyah adalah membentuk membentuk manusia muslim berakhlak mulia,cakap,percaya diri dan berhuna bagi msyarakat.
     Penyelenggaraan pendidikan.Untuk mencapai tujuannya Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah yang tersebar dari sabang sampai marauke di bawah pimpinan majelis pengajaran.Usaha-usaha lain berupa peluasan pengajian-pengajian(dibawah bimbinangan Majelis Tabligh) menyebarkan bacaan-bacaan Agama,mendirikan masjid-masjid madrasah-madarsah,pesantren-pesantren dsb.

d.      Perkumpulan Putri Mardika
    
     Perkumpulan putrid Mardika didirikan untuk peljaran anak-anak perempuan (Odang Muchtar,1976).

e.       Trikoro Dharmo
    
     Pada tahun 1915 didirikan trikoro dharmo dan selanjutnya berdiri diberbagai tempat ditanah air hingga terwujudnya sumpah pemuda pada tahun 1928 mereka bersepakat untuk memperbanyak kesempatan pendidikan dengan membuka sekolah-sekolah sehingga dapat menampung semakin banyak anak Indonesia mempermudah mengikuti pelajaran bagis emua lapisan masyarakat dan agar para pendidik mempunyai perasaan peka sebagai putra Indonesia (HAR. Tilaar,1995).

f.       Perguruan Taman Siswa

     Pada mulanya Ki Hajar Dewantara (1889-1959) bersama teman-temannya berjuang di jalur politik praktis,selanjutnya mulai tahun 1921 perjuangannnya di fokuskan di jalur pendidikan.Hal ini Ia lakukan mengingat departemen pengajarn pemerintah Belanda bersikap diskriminarif mengenai hak dan kewajiban pendidikan bagi bangsa kita.
    
     Dasar atau asas pendidikan. Pada pembukaan lembaga pengajaran taman siswa (3 juli 1922) Ki Hajar Dewantara mengungkapkan 7 asas pendidikannya yang kemudian di kenal dengan asas taman siswa 1922.

1.      Hak seseorang akan mengatur dirinya sendiri dengan wajib mengingat tertibnya kehidupan umum.Mereka hendaknya dididik melalui “among metode”.
2.      Pengajarn berarti mendidik menjadi manusia yang merdeka batinnya,merdeka pikirannya dan merdeka tenaganya.
3.      Pendidikan hendaknya berasaskan kebudayaan kita sendiri sebagi petunjuk jalan,untuk mencari penghidupan baru yang selaras drngan kodrat kita dan akan memberikan kedamaian dalam hidup kita.
4.      Pendidikan harus diberikan kepada seluruh rakyat umum dari pada mempertinggi pengajaran kalaurdeka  usaha mempertinggi mengurangi tersebarnya pengajaran.
5.      Agar bebas merdeka lahir batin,maka kita harus bekerja menurut kekuatan sendiri.
6.      Agar hidup tetap berdirisendiri maka segala belanja mengenai usaha kita harus dipikul sendiri dengan uang pendapatan sendiri.
7.      Dengan tidak terikat lahir batin serta kesucian hati,berminat kita berikatan dengan sang anak.
                                                    
Tujuan Pendidikan.Pendidikan yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu,agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahgaiaan yang setinggi-tingginya.

Penyelenggaraan Pendidikan.Berdirinya perguruan nasional Taman Siswa (1922) Dimulai dengan dibukanya sekolah untuk anak-anak dibawah umur 7 tahun yang diberi nama Taman lare atau taman       anak kadang diberi nama penjelasan Froebel  Nasional atau Kindertui.

Metode Pendidikan.Cara atau metode Pendidikannya adalah (emong method)

g.      Kesatria Institut
    
     Ksatria institute didirikan di bandung oleh ernest Francoist Eugene Douwes Dekker ( Multatuli atau setya budhi ). Ia memimpin lembaga ini sejak 1922 – 1940. Dasar penidikannya adalah kebangsaan Indonesia, terutama melalui sejarah kebangsaan.
     Lulusanyan mendapat tempat di perusahaan – perusahaan swasta atau berdiri sendiri. Sampai dengan tahun 1937 perkembangan sekolahnya telah mencapai 9 sekolah yang tersebar di bandung, ciwideuy, dan cianjur 9 odang muchtar, 1976 ).

h.      Nahdatul Ulam ( NU )

     Didirikan di Surabaya pada tanggal 31 januari 1926, yang membangun perkumpulan NU adalah K.H.Hasyim Asy’ari, yang pernah menjadi raisul akbar perkumpulan ini. Sejak 1899 beliau telah membuka pesantren tebu ireng di jombang. Sebelum menjadi partai poitik NU bertujuan : memegang salah satu mazhab imam yang berempa, yaitu : 1. Syafi’I, 2. Maliki, 3. Hanafi, 4. Hambali, dan mengerjakan apa-apa yang menjadikan kemaslahatan untuk agama islam.

i.        INS Kayutanam

     Indonesia netherland school ( INS ) didrikan oleh Muhammad Sjafe’I ( 1895 – 1869 ) pada tanggal 31 Oktober 1996 di kayutanam, Suatera barat. Pada tahun 1950 kepanjangan INS di ubah menjadi Indonesia national school, dan selanjutnya menjadi institute nasional sjafe’I.

     Dasar pendidikan.Yang di kemukakan oeh Ag. Soejono 1979 Sebagai berikut :

1.      Berfikir secara logis atau rasional
2.      Keaktifan atau kegiatan
3.      Pendidikan kemasyarakatan
4.      Memperhatikan bakat anak
5.      Menentang intelektualisme

Sejalan dengan hal di atas uasaha – usaha yang lainya :
a.      Pendidikan keindahan di perhatikan sungguh – sungguh
b.      Rasa tanggung jawab di kembangkan melalui berbagai keaktifan, agar anak didik berani berdiri sendiri
c.       Perasaan keagamaan di beri kesempatan berkembang luas dan bersih jauh dari kepicikan dan kekolotan.
Tujuan Pendidikan INS.Tujuan pendidikan INS kayutanam sebagaimana di kemukakan Umar Tirtaraharja dan La Sulo ( 1995 ) adalah sebagai berikut :
1.      Mendidik rakyat kea rah kemerdeaan
2.      Member pendidikan yang sesuai dengan kebutuhaan masyarakat
3.      Mendidik para pemuda agar erguna untuk masyarakat
4.      Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab
5.      Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan
Penyelenggaraan Pendidikan. Beberapa usaha yang di lakukan ruang pendidik INS  kayutanam dalam bidang pendidikan antara lain menyelenggarakan jenjang pendidikan, seperti ruang rendah  ( tujuh tahun, setara sekolah dasar ). Ruang dewasa ( empat tahun sesudah ruang rendah, setara sekolah menengah ). Dan sebagainya. Di samping itu, INS kayutanam juga menyelenggarakan usaha lain sebagai bagian mencerdaskan kehidupan bangsa, yakni penerbitan sendi ( majalah anak – anak ). Buku bacaan dalam rangka pemberantasan buta huruf atau aksara dan angkadengan judul kunci 13, mencetak buku-buku pelajaran, dan lain – lain ( Soejono 1958:46 ).
j.        Pada bulan juli tahun 1927 dalam pidato pembelaannya Bung Hatta di pengadilan Den Haag mengusulkan supaya ada perbaikan dalam berbagai bidang social, antara lain adalah bidang pembinaan pendidikan nasional.
k.      Kongres pasundan paada tahun 1930 juga menempatkan pendidikan dan pengajaran sebagai salaah satu sarana perjuangannya.
l.        Pada bulan November  dalam kongres ke-26 persatuan guru Indonesia ( PGI ) di Bandung di rumuskan supaya di adakan wajib belajar.pada kongresnya 1938di malang PGI menuntut agar pendidikan dan pengajaran di serahkan ke daerah tetapi di dahului dengan perbaikan keuangan daerah.
Usaha – usaha  rakyat, partai dan organisasi yang berjuag dalam bidang pendidikan. Seperti : Syarikat Islam (SI), perjuangan PNI, berbagai pesantren, dsb.
Selain itu , pada masa ini lahir pula konsepsi dan perintisan sistem pendidikan nasional Indonesia, maksudnya suatu sistempendidikan yang berbeda dengan siste pendidikan colonial belanda (Odang Muchtar, 1976 ). Tiga cirri pendidikan nasional ( pendidikan kaum pergerakan ) pada masa  ini yaitu: 1)  ersifat nasionalis dan sangat anti kolonialis, 2) berdiri sendiri, dan 3) pengakuan terhadap eksistensi perguruan swasta sebagai perwujudan harga diri yang tinggi dan Kebhinekaan masyarakat Indonesia serata pentingnya pengembangan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dan bangsa Indonesia. ( HAR. Tilaar, 1995 ).

3.      Pendidikan Zaman Pendudukan Jepang

            Latar Belakang Sosial Budaya. Kekuasaan pemerintah kolnial belanda berakhir ketika pada tanggal 8 Maret 1942 mereka menyerah kepada militer ken jepang.Selanjutnya bangsa Indonesia di bawah kekuasaan pendudukan militerisme jepang selama hamper 3,5 tahun.

            Jepang menyerbu Indonesia karena kekayaan negeri ini yang sangat besar artinya bagi kelangsungan perang pasifik dan sesuai pula dengan cita – cita politik ekspansinya. Ada 2 kebijakan pemerintah pendudukan militer jepang:
1.      Menghapuskan semua pengaruh barat di Indonesia melalui “pen-jepang-an”
2.      Memobilisasi segala kekuatan dan sumber yang ada untuk mencapai kemenangan perang asia timur raya.

Pendidikan.Implikasi kekuasaan pemerintahan pendudukan militer jepang dalam bidan pendidikan di Indonesia yaitu :

1.      Tujuan dan isi pendidikan di arahkan demi kepentingan perang asia timur raya.
2.      Hilangnya sistem dualism dalam pendidikan. Sistem pendidikan yang bersifat dualistis membedakan dua jenis seolah untuk anak- anak bansa belanda dan anak – anak bumi putra di hapuskan pada jaman jepang. Sekolah bersifat terbuka untuk seluruh lapisan anak Indonesia. Namun demikian hanya satu jenis sekolah rendah di adakan bagi semua lapisan masyarakat, yaitu : sekolah rakyat 6 tahun  ( kokumin Gakko ). S ekolah desa masih tetap ada dan namanya dig anti menjadi sekolah pertama. Susunan jenjang sekolah menjadi :
a.      Sekolah rakyat 6 tahun ( termasuk sekolah pertama )
b.      Sekolah menengah 3 tahun
c.       Sekolah menengah tinggi 3 tahun
d.      Perguruan Tinggi


3.      Sistem pendidikan menjadi lebih merakyat ( populis ), pada prinsinya terjadi perubahan bahwa sekolah menjadi terbuka bagi semua lapisan masyarakat ( Demokrasi pendidikan ). Bahasa Indonesia pertama kalinya di jadikan bahasa pengantar di sekolah dan di jadikan bahasa ilmiah, di samping tentunya bahasa jepang. Sedangkan bahasa belanda dilarang untuk di gunakan ( HAR. Tilaar, 1995 )

0 Response to "Historis Pendidikan Indonesia"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel