CIRI – CIRI DAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
3/26/2015
Add Comment
A. CIRI – CIRI
MAKHLUK HIDUP
Kita semua mengetahui bahwa batu, tanah dan air
merupakan contoh benda tak hidup, sedangkan manusia, hewan dan tumbuhan
merupakan makhluk hidup. Makhluk hidup mempunyai ciri – ciri khusus yang
membedakannya dari benda mati, ciri – ciri tersebut adalah bernapas, bergerak,
makan, mengeluarkan zat sisa, tumbuh, berkembangbiak, peka terhadap rangsang
dan beradaptasi.
1. Bernapas
Semua makhluk hidup melakukan proses pernapasan. Bernapas
adalah proses mengambil udara (O2) dari luar dan mengeluarkan udara (CO2) dari
dalam tubuh. Oksigen (O2) sangat diperlukan makhluk hidup untuk pembakaran
makanan dalam tubuh dan menghasilkan energi yang diperlukan tubuh atau disebut
juga oksidasi tubuh. Energi ini digunakan tubuh untuk bergerak dan melakukan
aktivitas lainnya.
Reaksi oksidasinya sebagai berikut :
Zat makanan + oksigen —> energi + uap air + karbon
dioksida.
Makhluk hidup bernapas menggunakan alat alat
pernapasan, setiap makhluk hidup memiliki alat pernapasan yang berbeda dengan
makhluk hidup yang lain, manusia dan hewan vertebrata bernapas dengan paru –
paru, ikan dengan insang, cacing dengan kulit dan yang lainnya, sedangkan
tumbuhan bernapas dengan mulut daun (stomata) dan lentisel (lubang-lubang yang
ada pada batang tumbuhan).
2. Bergerak
Bergerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup,
gerak dibagi dua yaitu gerak aktif dan gerak pasif, gerak aktif adalah
gerak berpindah tempat yang dilakukan oleh manusia dan hewan, kita dapat dengan
mudah mengamati gerak manusia atau hewan, contohnya berlari, berjalan, terbang,
berenang dan lain lain. Sedangkan gerak pasif adalah gerak yang ditunjukkan
oleh tumbuhan, contohnya gerak akar menuju sumber air, gerak ujung batang
menuju arah matahari, gerak mekarnya bunga dan lain – lain.
3. Makan
Makanan diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber
energi, untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang rusak. Makanan yang
dimakan harus mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Contohnya, karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Karbohidrat
sangat diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi. Zat makanan ini terdapat
dalam umbi-umbian seperti singkong, kentang, dan ketela. Selain itu, terdapat
dalam biji-bijian, seperti jagung, beras, gandum, dan tepung terigu. Lemak
berfungsi sebagai cadangan makanan bagi tubuh. Lemak memiliki kalori paling
tinggi dibandingkan zat makanan lainnya. Zat makanan ini terdapat dalam susu
dan mentega.
Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan mengganti
sel-sel tubuh yang rusak. Protein dibagi menjadi dua macam, yaitu protein
hewani dan protein nabati. Protein hewani adalah protein yang berasal dari
hewan, contohnya: telur, daging, susu, dan ikan. Sedangkan, protein nabati
adalah protein yang berasal dari tumbuhan, contohnya: kacangkacangan, dan
buah-buahan.
Vitamin dan mineral diperlukan tubuh kita untuk
mengatur proses kegiatan tubuh. Vitamin dapat diperoleh dari buah-buahan dan
sayursayuran, seperti: wortel, sayur bayam, kangkung, jeruk, alpukat, apel, dan
sebagainya.
Tumbuhan hijau memperoleh makanan dengan memproduksi
sendiri. Tumbuhan hijau sebagai produsen mengolah zat-zat anorganik menjadi zat
organik melalui proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses pembuatan
makanan oleh tumbuhan hijau dengan bantuan cahaya. Tumbuhan tak berhijau daun,
hewan dan manusia tidak dapat membuat makanan sendiri. Mereka memanfaatkan
makanan dari hasil fotosintesis tumbuhan hijau dan sumber lain dari hewan dan
alam.
4. Mengeluarkan
Zat Sisa
Dalam proses penyerapan makanan, terbentuklah zat sisa
yang merupakan zat yang tidak terserap oleh tubuh. Zat-zat itu disebut zat sisa
oksidasi biologis, misalnya air dan karbon dioksida.Berdasarkan aktivitas tubuh
dan hasilnya, pengeluaran zat-zat sisa dibedakan atas : Ekskresi, Respirasi,
Defekasi.
Ekskresi, merupakan pengeluaran zat-zat sisa yang
dilakukan oleh kulit dan ginjal. Kulit akan mengeluarkan zat sisa yang
dinamakan keringat karena adanya kelenjar keringat di bawah kulit. Ginjal akan
menyaring darah dan mengeluarkan zat sisa yang disebut urine.
Respirasi, merupakan pengeluaran CO2 sebagai zat sisa
proses respirasi yang dikeluarkan melalui hidung.
Defekasi, merupakan pengeluaran zat sisa pencernaan
makanan yang berupa tinja (feses) melalui anus.
5. Tumbuh
Setiap makhluk hidup mengalami proses pertumbuhan,
pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran dan jumlah sel, pertumbuhan
bersifat kuantitatif, artinya dapat dihitung atau dinyatakan dengan angka, dan
irrevesibel yang artinya tidak dapat berubah ke bentuk semula.
Contohnya semakin bertambah umur, maka semakin
bertambah tinggi dan berat badan, ini menunjukkan bahwa manusia mengalami
pertumbuhan, begitu pula tumbuhan tumbuh dari biji, kecambah dan terus tumbuh
menjadi tumbuhan dewasa.
6. Berkembang
Biak
Makhluk hidup berkembang biak untuk melestarikan
jenisnya. Cara berkembangbiak dibedakan menjadi dua, yaitu secara
kawin/generatif, yaitu perkembangbiakan yang melibatkan sel telur dan sel
sperma. Dan secara tak kawin/vegetatif, yaitu perkembangbiakan yang tidak
melibatkan sel telur dan sel sperma, melainkan melibatkan sel tubuh. Hewan
berkembang biak antara lain dengan melahirkan, bertelur, bertelur-melahirkan,
bertunas, fragmentasi atau membelah diri. Tumbuhan berkembang biak secara alami
dan buatan.
Perkembangbiakan alami pada tumbuhan yaitu dengan biji (kawin) dan dengan tidak kawin, misalnya membelah diri, spora, tunas, umbi, geragih dan akar tinggal. Perkembangbikan tumbuhan secara buatan, misalnya stek, cangkok, runduk dan kultur jaringan.
Perkembangbiakan alami pada tumbuhan yaitu dengan biji (kawin) dan dengan tidak kawin, misalnya membelah diri, spora, tunas, umbi, geragih dan akar tinggal. Perkembangbikan tumbuhan secara buatan, misalnya stek, cangkok, runduk dan kultur jaringan.
7. Peka
Terhadap Rangsang
Setiap makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk
bereaksi (peka) terhadap segala perubahan di sekitarnya. Untuk mengenali
berbagai macam perubahan yang terjadi di sekitarnya, hewan dan manusia
dilengkapi alat indra. Alat indra tersebut adalah telinga yang peka terhadap
getaran suara, mata yang peka terhadap gas, lidah yang peka terhadap rangsangan
rasa dan kulit peka terhadap sentuhan.
Tumbuhan tidak mempunyai alat indra. Akan tetapi,
tumbuhan mempunyai kemampuan bereaksi terhadap rangsangan
lingkungannya. contohnya daun putri malu yang menguncup ketika disentuh.
8. Adaptasi
Setiap makhluk hidup hanya dapat hidup dengan baik
pada lingkungan yang sesuai. Contohnya tumbuhan tropis dapat hidup dengan
baik pada suhu lingkungan antara 10-400 C. tumbuhan di daerah kutub dapat hidup
dengan baik pada suhu lingkungan antara 5-150 C. ikan dapat hidup dengan baik
pada lingkungan air yang bersuhu 10-300 C. pada lingkungan air yang bersuhu
lebih atau kurang dari suhu tersebut kahidupan ikan akan terganggu.
Manusia merupakan satu-satunya makhluk di alam ini
yang mempunyai akal dan pikiran. Dengan kemampuan itu, manusia dapat bertahan
pada berbagai suhu lingkungan karena dapat mengubah suhu lingkungan sesuai
dengan kebutuhannya.
Dari ciri-ciri tersebut diatas ada perbedaan ciri
hidup yang dimiliki antara hewan/manusia dengan tumbuhan, anatara lain :
ü
Hewan/Manusia
§
Bergerak : Melakukan gerak pindah
tempat.
§
Cara memperoleh makanan: Tidak dapat
membuat makanan sendiri (heterotrof) . Bahan yg dimakan berupa zat organik.
§
Pertumbuhan: Hanya sampai batas usia
tertentu
ü
Tumbuhan
§
Bergerak :Tidak dapat berpindah
tempat sendiri.
§
Cara memperoleh makanan: Dapat
membuat makanan sendiri (autotrof), Bahan yang diperlukan untuk membuat makanan
berupa zat anorganik
§
Pertumbuhan : .Tumbuh terus menerus
sampai mati.
B. KEANEKARAGAMAN
MAKHLUK HIDUP
Ketika kita mengamati makhluk hidup kita menemukan
banyak perbedaan sifat antara satu dan yang lainnya, kenekaragaman sifat ini
tidak hanya terjadi pada makhluk hidup antar jenis, tapi juga antar individu
dalam satu spesies. Keanekaragaman pada makhluk hidup disebut juga dengan
keanekaragaman hayati atau biodeversitas menunjukkan adanya variasi bentuk,
penampilan, ukuran dan sifat lainnya yang meliputi keseluruhan berbagai variasi
pada tingkat gen, jenis serta ekosistem disuatu daerah.
1. Tingkat
Keanekaragaman Makhluk Hidup
Tingkat keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga
macam, yaitu :
a. Keanekaragaman
Gen
Setiap makhluk hidup tersusun atas sel, dan di dalam
sel tersebut terdapat gen. Gen merupakan substansi yang berfungsi membawa
sifat. Sifat yang dimiliki oleh induk jantan dan betina dibawa oleh gen untuk
diwariskan kepada keturunannya. Gen terdapat dalam kromosom yang berada dalam
inti sel. Wujud gen berupa potongan atau segmen dari rantai terpilin (DNA).
Setiap individu memiliki susunan gen yang khas, meskipun jumlah gennya sama.
Keanekaragaman gen menunjukkan adanya variasi susunan
gen pada individu-individu sejenis. Gen-gen tersebut mengekspresikan berbagai
variasi dari satu jenis makhluk hidup, seperti tampilan pada warna mahkota
bunga, ukuran daun, tinggi pohon, dan sebagainya.
Keanekaragaman gen dalam satu spesies disebut
varietas, contohnya dalam spesies kucing, kita mengenal kucing angora, siam dan
inggris, Demikian juga pada tanaman padi yang terdiri dari varietas IR, PB,
rojolele, sedani, delanggu, dan bumiayu.
b. Keanekaragaman
Jenis
Keanekarahaman jenis disebut juga keanekaragaman spesies.
Spesies adalah kumpulan makhluk hidup yang memiliki persamaan ciri umum dan
dapat melakukan perkawinan dengan sesamanya serta menghasilkan keturunan yang
subur (fertil).
Keanekaragaman hayati tingkat jenis menunjukkan
keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies
makhluk hidup dalam genus yang sama. Pada berbagai spesies tersebut terdapat
perbedaan-perbedaan sifat. Contohnya adalah tumbuhan kentang (Solanum
tuberosum) dan tumbuhan tomat (Solanum lycopersicum). Meskipun berada
dalam genus yang sama, yaitu Solanum, kedua tumbuhan tersebut memiliki
sifat-sifat yang berbeda.
c. Keanekaragaman
Ekosistem
Dalam aktivitas kehidupannya makhluk hidup selalu
berinteraksi dan bergantung pada lingkungan sekitarnya. Ketergantungan ini
berkaitan dengan kebutuhan akan oksigen, cahaya matahari, air, tanah, cuaca,
dan faktor abiotik lainnya. Komponen abiotik yang berbeda menyebabkan adanya
perbedaan cara adaptasi berbagai jenis makhluk hidup (komponen biotik). Hal ini
menunjukkan adanya keaneka ragaman ekosistem. Keanekaragaman ekosistem
merupakan keanekaragaman suatu komunitas yang terdiri dari hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme di suatu habitat. Misalnya, hutan hujan, hutan gugur, hutan
tropis, padang rumput, padang lumut, ladang, danau, dan sebagainya.
2. Klasifikasi
Makhluk Hidup
Di bumi keanekaragaman makhluk hidup sangat
beranekaragam dan semakin lama bertambah banyak, tentu saja keanekaragaman juga
tertambah. Dengan adanya makhluk hidup yang jumlahnya berjuta-juta itu bagaimana
kita akan mempelajarinya? Untuk mempelajari makhluk hidup tersebut, manusia
berusaha menyederhanakan makhluk hidup dengan menggolong-golongkan makhluk
hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki. Di dalam kelompok yang mempunyai
ciri-ciri yang sama tersebut pastilah ditemukan lagi perbedaan-perbedaan.
Kemudian dibentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil berdasarkan persamaan
ciri-ciri yang dimiliki, sehingga akan diperoleh kelompok terkecil dengan
persamaan ciri yang sama. Ilmu yang mempelajari pengelompokkan makhluk hidup
dengan suatu sistem tertentu disebut klasifikasi atau taksonomi.
Berdasarkan cara pengelompokannya, sistem klasifikasi
makhluk hidup dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
v
Sistem artificial ( buatan )
Klasifikasi dilakukan berdasarkan struktur morfologis,
anatomi, dan fisiologi (terutama pada alat perkembangbiakan dan habitat
makhluk hidup). Contoh sistem klasifikasi ini adalah yang dilakukan oleh Theopratus
dalam bukunya Historia Plantarum. Ia membagi tumbuhan menjadi empat
kelompok berdasarkan penampakannya, yaitu pepohonan, perdu, semak, dan gulma.
Sistem yang lain dikemukakan oleh Aristoteles dalam bukunya Historia
Animalum. Ia mengelompokkan hewan menjadi dua kelompok, yaitu hewan
berdarah dan hewan tak berdarah. Tokoh lain yang mengembangkan sistem ini
adalah Carolus linneaus.
v
Sistem alamiah
Hasil klasifikasi (takson) terbentuk secara alami,
sesuai kehendak alam. Dasar klasifi kasi yang digunakan yaitu banyak sedikitnya
persamaan, terutama morfologi. Pelopornya adalah Michael Adanson dan Jean
Baptise de Lamarck. Mereka mengelompokkan hewan menjadi empat kelompok,
yaitu hewan berkaki empat, hewan berkaki dua, hewan bersirip, dan hewan tidak
berkaki. Selanjutnya, hewan berkaki empat dibagi lagi menjadi kelompok hewan
berkuku genap dan berkuku gasal.
v
Sistem filogeni
Merupakan klasifikasi yang mengacu pada teori evolusi.
Teori tersebut menyatakan bahwa spesies yang ada di muka bumi akan
mengalami perubahan terus menerus sejalan dengan perubahan lingkungan, sehingga
menghasilkan spesies yang berbeda. Organisme baru dilahirkan oleh organisme
pendahulunya yang mengalami perubahan (meliputi perubahan susunan gen) yang
mengakibatkan perubahan pada sifat organisme tersebut. Proses ini berlangsung
lambat dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Dengan menggunakan sistem ini,
jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar takson dapat terlihat dengan jelas.
Semakin dekat hubungan perkerabatan, semakin banyak persamaannya.
Pada abad ke-18 Carolus Linnaeus (1707 – 1778),
seorang ahli biologi dari Swedia memperkenalkan klasifikasi berdasarkan
persamaan struktur. Makhluk hidup yang mempunyai struktur tubuh yang sama
ditempatkan dalam satu kelompok. Bila dalam satu kelompok ditemukan
perbedaan–perbedaan, maka dipisahkan dalam kelompok yang lebih kecil lagi
begitu seterusnya. Hal ini menghasilkan setiap kelompok kecil mempunyai
persamaan ciri. Dengan cara seperti ini maka makhluk yang ada dipermukaan bumi
ini dibedakan menjadi dua kelompok dunia kehidupan besar yaitu: dunia hewan
atau Animalia dan dunia tumbuhan atau Plantae. Selanjutnya setiap dunia akan
dibagi menjadi kelompok-kelompok lebih kecil yang disebut dengan takson-takson.
Dunia hewan akan dibagi menjadi takson-takson sebagai
berikut:
a.
Kingdom atau kerajaan.
b.
Filum.
c.
Class atau kelas.
d.
Ordo atau bangsa
e.
Familia atau suku.
f.
Genus atau marga.
g.
Species atau jenis.
Sedangkan
dalam dunia tumbuhan dibagi menjadi takson-takson sebagai berikut:
a.
Kingdom atau kerajaan.
b.
Divisi.
c.
Class atau kelas.
d.
Ordo atau bangsa.
e.
Familia atau suku.
f.
Genus atau marga.
g.
Species atau jenis.
Selain itu, di dalam klasifikasi makhluk hidup
menggunakan sistem yang disebut dengan Sistem Binomial Nomenklatur
(Sistem nama ganda). Di dalam sistem Binomial Nomenklatur mempunyai
aturan-aturan sebagai berikut:
a.
Species
terdiri dari dua kata, kata pertama menunjukkan genus dan kata kedua
menunjukkan sifat spesifikasinya.
b. Kata pertama
diawali dengan huruf besar dan kata kedua dengan huruf kecil.
c.
Menggunakan
bahasa latin atau ilmiah atau bahasa yang dilatinkan dengan dicetak miring atau
digaris bawahi. Contoh : Nama species Padi : Oryza sativa.
Genus : Oryza, Species : sativa.
Menurut RH.Whittaker yang didukung oleh banyak
ahli biologi, pada tahun 1969 dikembangkan klasifikasi makhluk hidup
menggunakan sistem lima kingdom sebagai berikut:
a. Monera
Monera berasal dari kata monares yang berarti
tunggal. Mikroorganisme ini memiliki inti tetap, uniseluler (bersel tunggal),
sel prokariotik (tidak memiliki membran inti), dan memiliki reproduksi secara
aseksual. Misal: bakteri dan ganggang biru.
b. Protista
Ciri-ciri protista adalah eukariotik (mempunyai
membrane inti), uniseluler atau multiseluler (bersel banyak), dan autotrof atau
heterotrof. Misal: Protozoa yang mempunyai ukuran sangat kecil, satu sel, hidup
di air atau parasit pada makhluk lain, berkembangbiak membelah diri.
c.
Jamur ( Fungi)
Ciri-ciri fungi adalah eukariot, memiliki dinding sel,
tidak memiliki klorofil, uniseluler atau multiseluler, hidup heterotrof
(saprofit, parasit, dan mutual). Tubuh jamur tersusun dari benang-benang
halus disebut hifa. hifa ada yang bersekat dan ada yang tidak bersekat. Fungi
hidup di tempat-tempat lembap, air laut, air tawar, di tempat yang asam dan
bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak (lichenes). Reproduksi secara
aseksual menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi. Sedangkan, secara seksual
dengan zigospora, askospora, dan basidiospora.
d.
Plantae
Kingdom plantae atau tumbuhan adalah istilah untuk
organisme yang memiliki ciri eukariotik dan multiseluler. Selain itu,
organisme ini mampu melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanan karena
memiliki klorofil. Berdasarkan berkas pembuluh, plantae dibagi kedalam dua
kelompok (divisi), yaitu Thallophyta dan Tracheophyta.
e.
Animalia
Animalia atau hewan merupakan organisme multiseluler,
bersifat heterotrof, organisme yang aktif. Kingdom animalia dibagi ke dalam dua
kelompok berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, yaitu vertebrata dan
invertebrata.
3. Persebaran
Organisme
Persebaran organisme di muka bumi dipelajari dalam
cabang biologi yang disebut biogeografi. Menurut Alfred Russel Wallace,
berdasarkan adanya persamaan fauna di daerah-daerah tertentu di bumi, maka
dapat dibedakan 6 daerah biogeografi dunia, yaitu sebagai berikut :
§ Nearktik : Amerika
Utara.
§ Palearktik :
Asia sebelah utara Himalaya, Eropa dan Afrika, Gurun Sahara sebelah utara.
§ Neotropikal
: Amerika Selatan bagian tengah.
§ Oriental :
Asia, Himalaya, bagian selatan.
§ Ethiopia :
Afrika
§ Australia :
Australia dan pulau – pulau sekitarnya.
4. Keanekaragaman
Hayati di Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di
daerah tropis. Berada di antara dua benua, Asia dan Australia, merupakan negara
kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Indonesia juga dikenal
sebagai salah satu negara megabiodiversitas di dunia, karena memiliki
keanekaragaman jenis hayati yang tinggi. Indonesia merupakan pusat
keanekaragaman hayati yang kedua terbesar di dunia setelah Brazil. Hutan hujan
tropis kita kaya akan flora dan fauna serta memiliki tingkat endemisme
yang tinggi. Begitu pula dengan kekayaan terumbu karang di laut
Indonesia yang merupakan pusat keanekaragaman yang tertinggi di dunia.
Berikut adalah tabel perkiraan jumlah spesies
utama di Indonesia :
Kelompok
|
Indonesia
|
Dunia
|
Bakteri,
ganggang hijau biru
|
300
|
4.700
|
Jamur
|
12.000
|
47.000
|
Rumput
laut
|
1.800
|
21.000
|
Lumut
|
1.500
|
16.000
|
Paku
pakuan
|
1.250
|
13.000
|
Tanaman
berbunga
|
25.000
|
250.000
|
Serangga
|
250.000
|
750.000
|
Molusca
|
20.000
|
50.000
|
Ikan
|
8.500
|
19.000
|
Amfibia
|
1.000
|
4.200
|
Burung
|
1.500
|
9.200
|
Reptilia
|
2.000
|
6.300
|
Mamalia
|
500
|
4.170
|
Sumber: KLH, 1989 dalam Moeljopawiro, 2001, hlm.4
a. Persebaran
Fauna di Indonesia
Menurut garis Wallace , persebaran fauna di Indonesia
terbagi menjadi bagian barat (oriental) dan timur (Australia) yang
masing-masing ditandai oleh fauna yang khas. Sementara itu, menurut garis
Webber, diantara wilayah barat dan timur, atau antara Oriental dan Australia
terdapat zona peralihan. Berikut adalah persebaran fauna berdasarkan wilayah
persebarannya :
ü Wilayah
Indonesia Barat (Oriental). Berbagai jenis kera, gajah, harimau, tapir, badak,
kerbau liar, babi hutan, serta rusa.
ü Wilayah
Indonesia Timur (Australia). Berbagai jenis burung misal :kasuari, nuri,
parkit, cendrawasih dan merpati berjambul. Beberapa jenis hewan berkantong
misal : kanguru wallabi dan kanguru pohon.
ü Wilayah zona
peralihan (Oriental dan Australia). Burung Hantu, bajing dan babi dan di
Sulawesi terdapat hewan khas yaitu anoa dan di pulau Komodo terdapat komodo.
b. Persebaran
Flora di Indonesia
Menurut Dr. Sampurno Kadarsan, ahli botani Indonesia,
flora Indonesia termasuk dalam kawasan Malesiana. Berikut ini akan diuraikan
penyebaran flora di Indonesia.
Ø Daerah hutan
hujan tropis terdapat di Kalimantan, Sumatera, Papua, Sulawesi dan sedikit di
Jawa Barat. Ciri hutan lebat, heterogen dan lembab.
Ø Daerah hutan
musim terdapat di Pulau Jawa. Ciri hanya terdapat satu jenis tumbuhan
(homogen), contohnya hutan jati.
Ø Daerah
sabana terdapat di Madura dan dataran tinggi Gayo (Nanggroe Aceh Darussalam).
Ciri banyak ditemukan rumput yang diselingi semak atau rumpun pohon rendah.
Ø Padang
rumput (stepa) terdapat di Pulau Sumba, Sumbawa, Flores dan Timor. Cirinya
padang rumput yang luas, musim kemarau yang panjang.
5. Manfaat
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman tumbuhan dan hewan dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia, diantaranya :
v Sebagai
sumber pangan. Contohnya : beras,singkong, ubi jalar dsb. Selain itu juga
berasal dari hewan-hewan ternak seperti sapi, ayam, kambing dsb.
v Sebagai
sumber sandang dan papan. Contoh : Kapas, rami, yute, ulat sutera yang
dibutuhkan untuk bahan pembuatan kain. Kayu jati, mahoni, lontar dibutuhkan
sebagai bahan bangunan.
v Sebagai
sumber obat dan kosmetik. Contoh : laos, turi, temulawak, jahe dan sebagainya
yang digunakan sebagai bahan obat-obatan. Penggunaan bunga-bungaan seperti
cendana, melati, mawar, kemuning dsb digunakan sebagai bahan pembuatan
kosmetik.
6. Hilangnya
Keanekaragaman Hayati
Berkurangnya keanekaragaman hayati menunjukkan
ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia dan kapasitas alam. Penyebab
hilangnya keanekaragaman hayati antara lain sebagai berikut :
Ø Fragmentasi
dan hilangnya habitat.
Ø Eksploitasi
berlebihan pada spesies hewan dan tumbuhan.
Ø Pencemaran
tanah, air, dan udara.
Ø Perubahan
iklim global.
Ø Industrialisasi
kehutanan dan pertanian.
7. Konservasi
Keanekaragaman Hayati
Tekanan berbagai kepentingan pemanfaatan
hayati di banyak kawasan mengancam kekayaan hayati Indonesia. Kepulauan
Indonesia berupa alam sangat luas dan penting baik secara nasional, maupun
internasional. Indonesia mempunyai tanggung jawab dunia dan nasional untuk
memerhatikan secara sungguh-sungguh mengenai perlindungan. Kini lebih dari 350
daerah di Indonesia ditetapkan untuk konservasi, meliputi upaya pelestarian
ekosistem dan melindungi tanah dan air. Selain itu, Indonesia juga harus
memerhatikan hal-hal yang mengkhawatirkan, seperti bagian terkaya daerah
pelestarian telah hilang di daerah hutan penebangan, petani mencari keuntungan
lebih untuk nafkah hidup, pembangunan jalan melintasi batas hutan dan menembus
taman nasional, pencarian dan penambangan mineral di banyak taman nasional dan
kawasan lindung, sehingga mengganggu hutan dan margasatwa, juga pencemaran yang
tinggi, kelambanan penanganan pelestarian akan mempercepat hilangnya hayat,
hilangnya banyak daerah dan jenis khas yang tak tergantikan.
Pemanfaatan sumber daya hayati yang secara
terus-terusan secara tidak seimbang dapat mengakibatkan hilangnya habitat,
rusaknya ekosistem, dan menipisnya plasma nutfah.
Ada dua cara pelestarian keanekaragaman
hayati di Indonesia, yaitu sebagai berikut.
v Budi daya atau pemuliaan hayati di
bidang pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan sebagainya.
v Pelestarian hayati, meliputi upaya in
situ dan ex situ.
· Pelestarian secara in situ, yaitu melindungi sumber hayati di tempat
aslinya. Hal ini dilakukan sehubungan dengan keberadaan organisme yang
memerlukan habitat khusus, dan akan membahayakan kehidupan organisme tersebut
jika dipindahkan ke tempat lainnya, contoh: cagar alam, hutan lindung, suaka
margasatwa, taman laut.
· Pelestarian secara ex situ, merupakan bentuk perlindungan
kenanekaragaman hayati Indonesia dengan cara memindahkan hewan atau tumbuhan ke
tempat lainnya yang cocok bagi kehidupannya, contoh: kebun raya, hutan
nasional, hutan produksi, kebun binatang, Tabulampot (tanaman budi daya dalam
pot)
0 Response to "CIRI – CIRI DAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP"
Post a Comment